Thursday, March 14, 2019

Hindari Gangguan Kesehatan Mental dengan Jamur, Caranya

Selain memiliki rasa yang enak, jamur ternyata memiliki manfaat kesehatan saat dikonsumsi. Salah satunya adalah manfaat untuk kesehatan mental.

Manfaat jamur bagi kesehatan mental diungkapkan oleh tim peneliti dari Universitas Nasional Singapura yang telah melakukan penelitian dari 2011 hingga 2017. Berdasarkan penelitian pada lebih dari 600 warga Singapura berusia 60 tahun, konsumsi jamur dapat menjaga kesehatan mental.

Berdasarkan penelitian ini, konsumsi lebih dari dua porsi jamur per minggu dapat mengurangi risiko gangguan kognitif ringan hingga 57 persen lebih rendah daripada mereka yang jarang makan jamur. Dua porsi sajian jamur setara dengan 300 gram jamur.

Peneliti senior dari Departemen Biokimia NUS Dr. Irwin Cheah menilai manfaat jamur bagi kesehatan mental tidak terlepas dari kandungan di dalamnya. Cheah mengatakan jamur kaya akan senyawa yang disebut ergothioneine.

Senyawa ergothioneine bertindak sebagai agen antioksidan dan agen anti-inflamasi. Senyawa ini juga dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan.

Dalam sebuah studi terpisah pada tahun 2016, Dr. Cheah dan tim penelitinya menemukan bahwa kekurangan ergothioneine dapat menjadi faktor risiko penyakit neurodegeneratif. Salah satu contoh adalah Alzheimer.

"Manusia tidak dapat mensintesis senyawa ini, tetapi senyawa ini dapat diperoleh dari makanan," jelas Dr Cheah.


Setelah mendapatkan temuan ini pada tahun 2016, tim peneliti dari berbagai makanan mencari tahu berapa banyak konten ergothioneine yang dimiliki setiap makanan. Beberapa makanan yang dipelajari seperti kacang polong dan hati diketahui memiliki kandungan ergothioneine yang rendah. Jamur diketahui kaya akan ergothioneine karena jamur memiliki kemampuan untuk mensintesis senyawa ini.

Gangguan kognitif ringan adalah tahap menengah antara penurunan kognitif dan kognitif normal. Gangguan kognitif ringan sering dikaitkan dengan penuaan dan demensia. Demensia adalah masalah kesehatan yang serius, yang hingga kini belum ditemukan obatnya.

Penyelidik utama dalam penelitian ini, asisten profesor Feng Lei, mengatakan bahwa saat ini jumlah lansia meningkat. Karena itu, 'tsunami' kasus demensia diperkirakan akan terjadi di masa depan.

"Berita baiknya adalah penurunan kognitif dapat dikelola," jelas Lei.

Lei menambahkan, orang yang mengalami gangguan kognitif ringan masih bisa melakukan sebagian besar fungsi normal. Selain itu, kecepatan penurunan kognitif dapat diperlambat melalui intervensi dalam diet dan gaya hidup.

Untuk menindaklanjuti temuan manfaat jamur bagi kesehatan, tim peneliti berencana untuk melanjutkan penelitian ke tahap uji klinis. Studi uji klinis ini bertujuan untuk melihat manfaat dari ergothioneine murni dan kombinasi dengan nutrisi lain yang diperoleh melalui tanaman untuk mencegah penurunan kognitif. Jika uji klinis ini berhasil, pengembangan suplemen ergothioneine dapat dilakukan di masa depan, dilaporkan dari Straits Times.
Kirim masukan
Histori
Sisa

No comments: